Minggu, 13 Mei 2012

0 7 personel Korps Pasukan Khusus (Kopassus)


Jakarta Ketika yang lain memutuskan untuk tidak mendekati lokasi crash side karena melihat kecuraman tebing, 7 personel Korps Pasukan Khusus (Kopassus) ini memilih untuk meneruskan perjalanan dan mencapai dasar lembah Gunung Salak membuka jalan.



"Tidak ada yang tidak bisa, kami harus berhasil," kata pemimpin regu Sertu Abdul Haris, saat berbincang di Posko Pusat Evakuasi Embrio, Sabtu (12/5/2012).

Haris bersama 19 pasukan baret merah berangkat menuju titik evakuasi Kamis (11/5), pukul 06.00 WIB. Mereka berangkat bersama tim evakuasi gabungan dari Marinir, Paskhas, Brimob, dan unsur relawan dari masyarakat. Total jumlah tim rescue saat itu yang berangkat sebanyak 200-an orang.

Seluruh tim berhasil mencapai puncak Gunung Salak sekitar pukul 11.00 WIB. Dari puncak tersebut, mereka melihat puing-puing pesawat bertebaran di tebing dengan kemiringan 85 derajat.

"Yang lain memilih tidak meneruskan, sementara kami berpikir harus sampai di lokasi," katanya.

20 orang personel Koppasus akhirnya memutuskan untuk terus berjalan. Dua tim dibagi untuk mencapai lokasi yang akan dituju. Satu tim berjumlah 13 orang, sementara 7 orang langsung dipimpin Haris.

Mereka adalah Sertu Abdul Haris, Serda Reki Doan, Komptu Marulak, Prada Deni Hartanto, Prada Ahmad Syarifudin, Prada Bagus Pribadi Harahap, Prada Gama Oktorinel.

"Berhasil mencapai tebing lokasi puing sekitar pukul 5 sore (17.00 WIB)," kisah Haris.

Kedalaman tebing diperkirakan mencapai 500 meter. Sementara peralatan untuk menuruni tebing, seperti tali, hanya mencapai 50 meter. Tim harus bejibaku menuruni tebing dengan cara bergelantungan di celah-celah yang bisa ditapaki.

"Kalau talinya habis, haris terus disambung sampai ke bawah, sebagian memilih bergantungan," ujar Haris.

Ketika hari benar-benar dirasakan gelap, tim mau tidak mau harus menginap di kaki gunung.keseokan harinya mereka mengevakuasi jasad yang ditemukan bergelantungan dengan parasut.

Jasad yang diperkirakan warga asing tersebut ditemukan tidak utuh. Sebagian kepala belakang hancur dan tampak seperti terbakar di bagian yang hancur itu. Tim menduga jasad tersebut adalah pilot pesawat Sukhoi 100 jet.

Dugaan tersebut, selain dilihat dari rupa yang masih terlihat juga sebagian seragam yang masih utuh menempel di badan korban. Jasad selanjutnya dibopong dengan kantung jenasah menyusuri aliran sungai dan dibawa ke Koramil setempat.

Selain jasad tim berhasil mengumpulkan beberap puing pesawat yang hancur di lokasi pendakian.

0 komentar: